Penawaran bibit kopi Robusta dan Arabika, Kakao, Cengkeh dan Pisang Mas

Kopidampit  menawarkan kerjasama dengan sistem kontrak pemesanan Bibit Kopi, Kakao, Cengkeh dan Pisang Mas. Kami sebagai Suplier yang sdh berpengalaman tentang Produk tersebut. kami menyediakan bibit yang terbaik dengan harga yang bersaing.
Tidak hanya bibit kopi, kami juga menyediakan biji kopi siap olah ( baik kopi Robusta, Arabika atau Luwak). berdasarkan pengalaman kami sdh pengirimkan bibit tersebut ke berbagai daerah di Jawa Timur bahkan sebelum kami pasarkan ke luar daerah, kami sdh memberikan kepada para petani di daerah dampit untuk di coba dan mereka mengaprisiasi dengan sangat baik karena hasil yang mereka dapat lebih banyak dari hasil panen biasanya. Ini karena kami bmemberikan bibit yang sudah teruji dan berstandart sehingga hasil sdh pasti tinggi.
Lokasi pembibitan kami terletak di daerah Dampit tepatnya di desa Kaligadung dengan udara yang sejuk di kelilingi kebun - kebun kopi dengan stuktur tanah yang unik. lokasi yang berdekatan atau berda dibawah Gunung Semeru memberikan nilai lebih terhadap kesuburan tanah...
Di kelola dengan Profesional dan tenaga yang berpengalaman di bidangnya membuat kami percayabila bibit yang kami buat merupakan bibit yang bekualitas dan mampu hasil panen yang berlimpah..

Pengelolaan dan Informasi lebih lanjut bisa menghubungi dengan Bpk Sudarmo Prasetyo 
Hp : 082139661918 (Simp), 081555882632 (Mentari)
PIN BB : 7EB9C515, 75999E65
Blog : kopidampit.blogspot.com

Bagi siapa saja yang berminat dan serius bisa menghubungi kami, kami akan memberikan yang terbaik. Karena kepuasan pelanggan adalah Motto Kami.. Kami memberikan KUALITAS bukan JANJI.

By Kopidampit

Related Posts:

Dampit Desa penghasil Kopi Terbaik Di Jawa Timur


Profil Desa penghasil kopi Robusta Terbaik


Kec. Dampit secara geograpis terletak di sebelah Tenggara  36 km dari kota malang dengan batas - batas :

  • Selatan: Sumbermanjing Wetan dan Tirtoyudo
  • Barat: Sumbermanjing Wetan dan Turen
  • Utara: Turen dan Wajak
  • Timur: Tirtoyudo
Malang Khususnya Kec. Dampit menjadi salah satu Desa/Kota penghasil kopi Robusta terbaik di Indonesia. Fakta ini disampaikan berulang kali oleh Pak Surip. Sejak dulu, Malang dikenal sebagai daerah penghasil biji kopi, khususnya Robusta. Budidaya kopi dilakukan di beberapa daerah Kabupaten Malang, yakni Dampit dan Tirtoyudo. "Malang Selatan punya kopi (Robusta) yang khas dan cita rasanya lebih enak dari Lampung.  
Sudah sejak lama, Dampit dijadikan sebagai Pusat Pengepulan komoditas pertanian dari beberapa kecamatan di malang selatan.  Pemerintah Hindia Belandalah yang awalnya membuka sentra penampungan berbagai komoditas pertanian di dampit, untuk memudahkan sistem dagang mereka saat itu.  Bahkan hingga kini di sekitar pasar dampit masih ditemukan beberapa bangunan tua bekas gudang penyimpanan komoditas dagang kalonial belanda.  

Jadi, dari dulu, sejarah kopi di Malang Selatan, tak ubahnya seperti sejarah keberadaan kopi di daerah-daerah lain di Indonesia.  Tumbuh di perkebunan-perkebunan dibawah kendali pemerintah hindia Belanda, untuk menggenjot produksi, memenuhi kebutuhan kopi di Pasar Eropa.  Petani yang menanam tak pernah terlibat dalam urusan tata niaga. Bahkan menanamnya pun semula karena terpaksa.
Hingga saat ini pun masih terjadi, termasuk untuk kopi. Salah satu contohnya adalah kopi amstirdam, yang kabarnya berasal dari Malang. Kopi Amstirdam bukan kopi dari kota Amsterdam, mbak. Melainkan kopi dari daerah sini, lah wong amsterdam itu singkatan dari; "Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo, Dampit. "

Secara masyarakat Dampit kian menggeliat, itu tidak lepas dari keberadaan perkebunan di sana. Ada sedikitnya 2.500 hektare lahan yang dijadikan perkebunan di Dampit. Jika satu hektare rata-rata terdiri dari 1.200 pohon , berarti di Dampit sedikitnya ada 3 juta pohon (1.200 x 2.500).
Di luar negeri, terutama di Eropa, kopi Dampit sangat terkenal. Terutama jenis kopi robusta. Kopi jenis robusta asal Dampit dianggap punya special taste (rasa istimewa), karena ditanam di ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut dan memiliki struktur tanah yang baik.
Dan hampir 90 persen produk dari kopi Dampit diekspor. Ada sebuah perusahaan yang berdiri di sana, yang khusus menjadi pengekspor kopi-kopi asal Dampit. Saking terkenalnya merek kopi Dampit, si pengekspor itu bahkan mengambil kopi dari daerah lain (misalnya dari Lampung dan Aceh), selanjutnya dioplos dengan kopi Dampit, dan diberi label: Kopi Dampit.

keberadaan perkebunan kopi di Dampit, adalah potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Agar potensi itu awet, maka para petaninya harus dibikin betah dan untung selama menjadi petani kopi. Dan ini butuh perhatian dari pemerintah, agar para petani tersebut tetap betah dan untung selama menanam kopi.
Yang masih belum dikembangkan dari keberadaan perkebunan kopi di Dampit itu adalah dari sisi wisatanya. Menurut saya, perkebunan kopi di Dampit bisa dijadikan sebagai objek agrowisata kopi. Di Bali, tepatnya di perkebunan kopi Sailand di kawasan Bangli (jalan yang menuju Tampaksiring atau Kintamani), ada agrowisata kopi yang sangat terkenal dan kerap dikunjungi para turis asing dari Eropa. Di tempat itu, para turis bisa menyeduh sendiri kopi yang disediakan di kebun. Selain itu, bisa juga menyaksikan proses mengolah biji kopi.
Hal-hal yang seperti ini, sebenarnya sangat bisa dilakukan di areal perkebunan kopi Dampit. Tinggal mau atau tidak meniru seperti yang ada di Bali itu.
By kopidampit

Related Posts:

Kopi Jawa, Terenak di Dunia!


Kopi Jawa, Terenak di Dunia!SELAIN rendang telah diklaim sebagai makanan terenak di dunia, kini datang dari segi minuman Indonesia yang juga dinilai terenak di dunia, yaitu kopi Jawa.

Seperti dilansir Ehow, Senin (23/1/2012), kopi jawa merupakan kopi terenak di dunia selain merupakan salah satu sumber kopi dunia yang paling berharga.

Meskipun tidak dijelaskan secara spesifikasi jenis minuman lain di dunia yang juga tak kalah menyegarkan namun entah kenapa kopi Jawa bisa dikatakan terenak di dunia.

Mungkin saja karena faktor asal mula kopi Jawa hingga bisa terkenal seantero dunia. Dijelaskannya lagi bila pulau Jawa merupakan salah satu dari beberapa pulau di Indonesia yang tumbuh tanaman kopi. Awalnya, istilah kopi Jawa di identifikasikan kopi arabika.

Produksi kopi di Jawa pun sudah dilakukan dari tahun 1696 dengan perkebunan kopi paling suskses pertama di jaman kolokial Eropa yang dijalankan oleh perusahaan India Timur Belanda, oleh karena itu pulau Jawa memimpin dunia dalam produksi kopi bahkan proses itu masih menjadi produksi terbesar di dunia, meskipun pada kenyataannya Indonesia tetap terbesar ketiga penghasil kopi di dunia.

Diungkapkannya lagi, dilihat dari segi geografisnya setelah Belanda yang mencobai kenikmatan kopi Jawa, para raja di Prancis pun juga perlahan diperkenalkan kopi Jawa melalui daratan Karibia, dan dari sanalah produksi kopi Jawa mulai menyebar ke Amerika Selatan, bahkan sampai sekarang pun warga Amerika Serikat menyebut kopi di Amerika berasal dari Jawa.

Tak hanya itu saja, di Amerika pun hampir semua makanan yang diolah dari kopi, menggunakan kopi Jawa.

Lalu muncul pertanyaan? kenapa hanya kopi Jawa yang paling enak di dunia padahal ragam jenis kopi di Indonesia sangat banyak dan juga tidak kalah enak dengan kopi Jawa.

Menurutnya, Kopi Jawa memiliki keasaman yang rendah dikombinasikan dengan kondisi tanah, suhu udara, cuaca serta kelembaban udara. Kopi Jawa pun sangat terkenal dengan Arabika usia, dimana bila disimpan tingkat keasaman dari kopi Jawa akan semakin berkurang.

Kopi Jawa, Terenak di Dunia!

Related Posts:

Kandungan Antioksidan Dalam Kopi




Antioksidan kopi, mudahnya, adalah antioksidan yang ditemukan pada biji kopi dan minuman yang terbuat darinya. Antioksidan adalah substansi pelawan kanker yang mengurangi atau mencegah efek oksidasi dalam sel dan jaringan tubuh. Melanoidin dan caffeic acid merupakan contoh dari antioksidan yang ditemukan dalam kopi.
Di daerah industri besar, antioksidan kopi banyak dikonsumsi. Hal ini terutama disebabkan oleh pola makan modern yang kekurangan makanan kaya antioksidan lainnya, seperti blueberry dan sayuran hijau gelap. Beberapa studi menunjukkan bahwa minum kopi setiap hari dapat membantu mencegah penyakit jantung dan penyakit lainnya, seperti kanker dan diabetes tipe-2.
Meskipun antioksidan kopi memiliki berbagai manfaat kesehatan, kafein yang ditemukan dalam kopi hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah moderat. Mereka yang megkonsumsi banyak kafein per hari mungkin mengalami denyut jantung cepat, sulit tidur, dan efek samping negatif lainnya. Wanita yang sedang menyusui harus berhati-hati mengenai konsumsi kafein mereka. Kopi tanpa kafein tersedia, meskipun kandungan antioksidan mungkin lebih rendah.
Jumlah dan konsentrasi antioksidan kopi akan sangat tergantung pada jenis kopi dan level roasting biji kopi. Biji kopi roasting gelap memiliki konsentrasi antioksidan tertinggi. Semakin lama kopi diseduh, semakin tinggi pula kandungan antioksidan, meskipun hal ini juga berlaku pada kandungan kafein.
Antioksidan kopi seringkali lebih ampuh dalam biji kopi segar. Kopi yang ditanam secara organik juga menawarkan manfaat tambahan, karena mereka tidak mengandung pestisida dan bahan karsinogenik lainnya. Sekarang, varietas tersebut telah banyak tersedia, dan mereka bisa ditemukan di supermarket dan toko makanan sehat.
Cara terbaik mendapatkan manfaat antioksidan adalah dengan mengkonsumsi berbagai macam makanan dan minuman yang mengandung substansi ini. Teh, buah-buahan, dan sayuran mengandung berbagai jenis antioksidan. Suplemen makanan, seperti ekstrak teh hijau, dapat dibeli untuk tujuan yang sama.
Mereka yang peduli dengan kesehatan harus berkonsultasi dengan ahli gizi bersertifikat, ahli menu, atau dokter untuk mendapat bimbingan.
By kopidampit 

Related Posts:

Ini Tentang Kopi



  • "Kopi" berasal dari marga Coffea, anggota family Rubiaceae yang memiliki lebih dari 500 jenis dan 6.000 spesies tanaman yang berupa semak belukar tropis.
  • Dibutuhkan sekitar 2.000 biji untuk membuat satu pound kopi.
  • Ada sekitar 25 spesies utama kopi, tetapi yang umum diminum hanya dua jenis yaitu kopi arabika dan robusta. Kopi arabika mengambil porsi sekitar 70% produksi kopi dunia.
  • Tanaman kopi arabika memerlukan sekitar lima tahun untuk tumbuh dewasa dan menghasilkan panennya yang pertama.
  • Buah kopi awalnya berwarna hijau pada tahap awal pertumbuhannya, menguning, merah, lalu menjadi merah gelap ketika mereka akhirnya masak.
  • Tanaman kopi berbunga dengan warna putih, dengan bau jasmin yang harum.
  • Spesies-spesies tanaman kopi dapat tumbuh setinggi 32 kaki dengan daun yang warnanya berkisar dari ungu sampai kuning. Daun kopi yang berwarna hijau adalah yang palang sering ditemui.
  • Biji kopi dipanggang pada suhu 400°F.
  • Ketika dipanggang, ukuran biji kopi menjadi dobel, dan proses karamelisasi gula mengubah warnanya dari hijau menjadi coklat.
  • Semakin lama kopi dipanggang, semakin banyak kafein terbakar selama proses itu; oleh karenanya kopi yang di-roasting berat sebenarnya mengandungi lebih sedikit kafein dibanding kopi yang di-roasting medium.
  • Hawaii adalah satu-satunya negara bagian USA yang menghasilkan kopi.
  • Kopi merupakan komoditas perdagangan yang sangat berharga, berdasarkan value menempati posisi kedua setelah minyak.
  • Kita bukanlah satu-satunya orang yang menyenangi cita rasa kopi yang hebat. Kopi telah dihidangkan selama 11 abad.
  • Dunkin' Donuts menyajikan hampir 1 milyar cangkir kopi setiap tahun atau kira-kira 27 juta cangkir dalam sehari.
  • Di USA saja ada lebih dari 100 juta orang mengkonsumsi kopi setiap hari.
  • 49% populasi yang berusia dewasa di Amerika (usia 18+) mengkonsumsi hidangan berbahan dasar kopi dalam kehidupan sehari-hari, rata-rata sekitar 34 cangkir per hari.
  • 77% orang Amerika mengkonsumsi kopi mereka di rumah. Tempat kerja merupakan lokasi paling banyak kedua tempat mereka mengkonsumsi kopi.
  • Banyaknya kopi yang biasa dikonsumsi adalah 2,3 cangkir perhari.
  • 84% penikmat kopi mengkonsumsi kopi mereka pada waktu sarapan.

Related Posts:

Pembibitan dan Penyemaian Tanaman Kopi

     Dalam rangka bercocok tanam kopi, selain memperhatikan keadaan iklim serta jenis dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan‐pekerjaan yang akan dilaksanakan, seperti:
A. Pembibitan Tanaman Kopi
Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari:
 

  • Biji (zaaling), pembiakan secara genertaif.
  • Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif.
  • Pembiakan bibit tanaman kopi dari kultur jaringan.

a. Cara memperoleh biji kopi
  • Dari kebun sendiri, biji diambil dari pohon yang telah diketahui mutunya. Pohon induk yang produksinya cukup tinggi, tahan terhadap nematoda, bubuk buah maupun bubuk batang, atau dengan kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.
  • Balai penelitian perkebunan, bersumber dari kebun percobaan yang menghasilkan biji telah teruji keunggulannya.
b. Cara memilih dan memelihara biji kopi

Buah yang dipungut adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji ini tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buah/biji kopi yang memenuhi syarat kemudian dikerjakan sebagai berikut:
  • Biji dikelupas kulitnya, dinjak‐injak dengan kaki, tetapi kulit tanduk tidak sampai lepas.
  • Lendir yang melekat dibersihkan, dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.
  • Setelah bersih biji dikering anginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari, melainkan kering angin.
  • Biji‐biji yang sudah kering, selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu hampa dan bentuknya jelek, harus disortasi, tidak perlu disemai.

c. Cara menyimpan biji kopi
Biji‐biji kopi yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menungggu musim persemaian yang tepat, biji dapat disimpan untuk sementara waktu. Dan untuk menghindari terjadinya serangan hama bubuk atau untuk mematikan bubuk yang mungkin ada, maka biji‐biji kopi tersebut bisa dimasukkan dalam peti dengan jalan:
  • Pada dasar peti diberi lapisan kain yang diberi minyak terpentin dengan dosis 1 cc / 100 cm2. Dan di atas kain pada lapisan biji setebal 5 cm, diberi kain lagi yang diberi minyak terpentin pula, demikian seterusnya sehingga peti itu penuh.
  • Bila peti itu sudah penuh, kemudian ditutup rapat‐rapat dan dibiarkan selama 3 hari 3 malam agar semua hama mati karenanya.
  • Kalau penyimpanan itu berlangsung agak lama, maka biji tersebut perlu dicampur dengan bubuk arang yang dibasahi dengan air, dengan perbandingan 1 kg bubuk arang : 150 cc air.
  • Perbandingan antara biji dan bubuk arang yakni 3:1. Atau 3 kg biji dicampur 1 kg bubuk arang yang telah dibasahi tadi.

d. Lamanya penyimpanan biji kopi
Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali.
Biji‐biji kopi yang baru kemungkinan tumbuh 90 ‐ 100%, sedang yang disimpan sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60 ‐ 70%. Sebaiknya penyimpanannya jangan sampai lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan sekitar dua bulan. Penyimpanan dimasukkan ke dalam ruangan yang gelap dan sejuk.
e. Penaburan biji kopi
Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8‐9 bulan. Maka penaburan biji kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana penanaman.
  • Kalau bibit kopi ditanam sebagai zaailing, maka baiklah bila biji itu ditaburkan pada bulan Januari ‐ Februari. Dengan demikian kelak musim tanam tiba bibit sudah berumur 10‐11 bulan.
  • Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiklah kalau biji itu ditaburkan pada bulan Agustus. Selanjutnya bibit dapat disambung pada umur satu tahun. Dan pada waktu itu masih banyak biji yang segar. Bila kelak bibit akan ditanam pada bulan November/Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4 bulan.
  • Banyaknya biji yang akan ditaburkan tentu saja harus disesuaikan dengan luas rencana penanaman. Biji yang ditaburkan perlu diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang akan ditanam, hal ini bila ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu akan disambung, maka jumlah biji yang akan ditaburkan adalah dua setengah kali dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya tumbuh sambungan belum tentu bisa mencapai 100%.

B. Persemaian Biji Kopi
Persyaratan tempat persemaian biji kopi, sebagai berikut:
  • Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak mengandung bunga tanah.
  • Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.
  • Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.
  • Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat‐tempat yang akan dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan.
  • Semprotkan larutan MiG‐6PLUS ( 10ml MiG‐6PLUS : 1 liter air) tipis pada permukaan lahan persemaian. Untuk lahan persemaian dengan luas 10m2.

Tingkat penyemaian biji kopi ada dua tingkat, yaitu: tingkat perkecambahan, dan dederan bibit (pemindahan dari perkecambahan).
a. Tingkat perkecambahan biji kopi
Sebelum ditanam di persemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan‐bendengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 ‐ 10 cm, dan di atas bedengan diberi atap.
Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm.
Setiap 1 m bisa memuat 2.000 ‐ 3.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.
Setelah selesai pembenaman, biji‐biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tipis‐tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji‐biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong‐potong antara 0,5 ‐ 1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari. Setelah berumur 4 ‐ 8 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.
Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas, perkecambahan itu makan waktu 3 ‐ 4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 ‐ 8 minggu.
Selama proses perkecambahan, cotyledoncotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledoncotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.
Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah‐olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut "kepel".
Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2 ‐ 3 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaiaan.
b. Dederan bibit kopi
Kecambah kopi yang dipindahkan dapat berupa serdadu (soldatje) atau kepel (kecambah yang kepingnya sudah membuka). Kecambah kopi yang dipindahkan ke persemaian harus dilakukan dengan sangat hati‐hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus dicongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum bibit dipindahkan ke persemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu, karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil.
Tanah persemaian dicangkul sedalam 30 cm atau lebih, karena bibit akan berada dipersemaian agak lama, sekurang‐kurangnya 9 bulan. Agar tanah itu strukturnya baik, setelah pencangkulan itu sudah bersih dari batu‐batuan dan sisa‐sisa kayu, kemudian barulah diberi pupuk organik. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tanah persemaian dibuat bedengan‐bedengan dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang 10 m, dan bedengan tersebut dibuat membujur ke arah utara ‐ selatan.
Bilamana bedengan telah siap, semai dalam bentuk kepelan/serdadu dapat dipindahkan. Kalau semua ini akan ditanam sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamnya bisa dibuat 15 x 30 cm. Tetapi kalau bibit tersebut akan disambung, jarak harus diperpanjang, antara 20 x 40 cm. Artinya jarak tanam 20 cm dan jarak antar baris 40 cm.
Penanaman harus dilakukan dengan hati‐hati sekali, dengan maksud supaya akar dan batang kepelan tidak rusak. Untuk keperluan tersebut tempat‐tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang terlebih dahulu dengan suatu alat tertentu, misalnya bilah bambu atau tusuk. Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati‐hati sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah lebih kurang 3 cm.
Berikan lahan dederan dengan larutan MiG‐6PLUS (10 ml MiG‐6PLUS : 1 liter air), semprotkan tipis dan merata pada permukaan lahan pendederan. Larutan tersebut cukup untuk 10m2, ulangi 2 minggu sekali.
Sedangkan untuk bibit kelapa sawit pemberian pupuk hayati MiG‐6PLUS selama pembibitan dalam polybag adalah : larutkan 10 ml MiG‐6PLUS : 1 liter air, Kemudian berikan pada ± 20 polybag ulangi setiap 2 minggu sekali.
C. Bibit Tanaman Kopi Asal Kultur Jaringan
Bahan yang digunakan adalah potongan daun kopi muda yang masih berwarna hijau kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut dipotong kecil‐kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau kotak. Potongan daun tadi ditanam di dalam cawan kecil yang berisi campuran bahan‐bahan khusus yang telah dibuat dan diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi potongan daun kopi tersebut.
Campuran bahan‐bahan ini dinamakan “media.” Untuk membuat potongan daun mampu tumbuh dan berkembang, tentunya perlu beberapa perlakuan khusus agar dapat berhasil membentuk bibit yang sempurna. Perlakuan ini dilakukan di laboratorium, rumah kaca, dan tempat persemaian di kebun. Perlakuan yang diberikan di laboratorium meliputi jenis media, macam dan kadar zat pengatur tumbuh, kondisi penanaman yang paling sesuai, dan sebagainya.
Sebelum menjadi tanaman, potongan daun tersebut akan membentuk gumpalan‐gumpalan yang berwarna putih‐kekuningan dan krem, berbentuk bulat atau lonjong yang disebut sebagai "kalus". Selanjutnya kalus ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon atau bakal bibit yang disebut "embrio". Dalam beberapa percobaan, ada juga dari potongan daun langsung membentuk embrio.
Embrio inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bibit yang ukurannya kecil-kecil. Selanjutnya, bibit dipindah ke dalam botol yang sesuai dengan ukuran bibit agar tumbuh dan berkembang lebih jauh menjadi tanaman yang lebih besar. Pada tahap ini bibit diberi beberapa perlakuan seiring dengan pertambahan umur. Di rumah kaca, perlakuan yang diberikan meliputi umur dan kondisi bibit, macam bahan untuk tempat pertumbuhan bibit, cahaya, kelembapan, suhu, dan sebagainya. Adapun perlakuan yang diberikan di tempat persemaian, yang paling penting adalah tingkat cahaya dan penaungan untuk mengatur kelembapan. Apabila perlakuan terakhir ini sudah berhasil, maka bibit kopi siap ditanam secara luas di kebun. Berdasarkan hasil penelitian, bibit kopi asal kultur jaringan dapat tumbuh dan berkembang normal seperti tanaman kopi dari benih ataupun cangkok. Bahkan pertumbuhan dan perkembangannya lebih pesat dan waktu berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman dari benih maupun cangkok.
Dibanding tanaman kopi asal benih maupun cangkok, tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: proses pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan dalam ruangan yang relatif kecil; bibit yang dihasilkan lebih seragam, baik umur, tinggi maupun kondisi fisik lainnya; proses pembuatannya berlangsung cepat, karena tidak menunggu tanaman induk sampai besar/dewasa; dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai pesanan dalam waktu relatif singkat.

Related Posts:

Macam Macam Kopi Di Indonesia

Cofffeebeans aging a.jpg

Kopi Jawa

Kopi Jawa (Java coffee) adalah kopi yang berasal dari Pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.
Kopi Jawa Indonesia tidak memiliki bentuk yang sama dengan kopi Sumatra dan Sulawesi, cita rasa juga tidak terlalu kaya sebagaimana kopi dari Sumatra atau Sulawesi karena sebagian besar kopi Jawa diproses secara basah (wet process). Meskipun begitu, sebagian kopi Jawa mengeluarkan aroma tipis rempah sehingga membuatnya lebih baik dari jenis kopi lainnya. Kopi Jawa memiliki keasaman yang rendah dikombinasikan dengan kondisi tanah, suhu udara, cuaca, serta kelembaban udara.
Kopi Jawa yang paling terkenal adalah Jampit dan Blawan. Biji kopi Jawa yang tua (disebut old-brown) berbentuk besar, dan rendah kadar asam.[1]
Kopi ini dengan rasa kuat, pekat, rasa kopi manis. Produksi Kopi Jawa Arabika dipusatkan di tengah Pegunungan Ijen, di bagian ujung timur Pulau Jawa, dengan ketinggian pegunungan 1400 meter. Kopi ini dibudidayakan pertama kali oleh kolonial Belanda di abad 18 pada perkebunan besar.

Kopi Sumatra, Kopi Jawa, Kopi Sulawesi dan Kopi Bali


Kopi Sumatra
 
Kopi Sumatra merupakan salah satu varietas kopi yang bertekstur paling halus dan bercita-rasa paling berat dan kompleks diantara beragam kopi di dunia. Sebagian besar kopi Sumatra diproses secara kering (dry-processed), tetapi sebagian lagi melalui proses pencucian ringan (semi-washed).
Kopi Sumatra sangat terkenal dengan Mandheling atau Lintong-nya yang tumbuh di pesisir selatan pulau Sumatra.
Kopi Sumatra yang tumbuh lebih ke arah Barat dikenal sebagai kopi Gunung Gayo. Kopi Gayo Sumatra dideskripsikan sebagai kopi yang bercita-rasa manis dan bersih. Ahli kopi yang ingin membeli kopi Sumatra biasanya melihat ketuaan dari biji kopi Sumatra. Biji kopi ini mengeluarkan rasa “tanah” dan “rempah”. Hal ini merupakan keunikan tersendiri biji kopi Sumatra sehingga membuatnya menjadi satu dari kopi yang paling dicari diantara jenis kopi yang ada di dunia.

Kopi Jawa
Kopi Jawa Indonesia tidak memiliki bentuk yang sama dengan kopi Sumatra dan Sulawesi, cita rasa juga tidak terlalu kaya sebagaimana kopi dari Sumatra atau Sulawesi karena sebagian besar kopi Jawa diproses secara basah (wet process). Meskipun begitu, sebagian kopi Jawa mengeluarkan aroma tipis rempah sehingga membuatnya lebih baik dari jenis kopi tetangganya.

Kopi Jawa yang paling terkenal adalah Jampit dan Blawan. Biji kopi Jawa yang tua (disebut old-brown) berbentuk besar, dan rendah kadar asam.

Kopi Sulawesi
Banyak orang mengira biji kopi Sulawesi adalah improvisasi dari cita rasa kopi Sumatra dalam ukuran biji yang lebih kecil, bulir yang licin dan kadar asam yang tinggi. Daerah Toraja adalah asal dari sebagian besar kopi Sulawesi yang bermutu tinggi.
Seseorang dapat menemukan kopi dari daerah Toraja dipasarkan dengan nama Kolossi karena ini adalah nama kolonial Belanda untuk daerah ini. Rasa yang kompleks dan rasa “tanah” membuatnya mendapatkan permintaan yang tinggi dari Jepang dan USA, dan membuatnya menjadi lebih mahal daripada kopi di kepulauan nusantara lainnya.

Kopi Bali
Kopi Bali selama ini dijual eksklusif ke pasaran Jepang. Mungkin oleh karena disebabkan berubahnya wajah ekonomi global, ekspor pertama kopi Bali kemudian juga dilakukan dibawah kontrak ekslusif dengan USA.

Kopi ini sangat menarik hati dan diolah secara baik, kopi-kopi ini melalui proses basah (wet-processed) seperti daerah-daerah tetangganya di Jawa dan Papua. Kopi Bali bercita rasa klasik, bersih, penuh dan lembut.


Related Posts:

Sejarah Kopi di Indonesia

Sejarah Kopi di Indonesia
Kopi mulai terkenal di Indonesia semanjak tahun 1696 ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah pertikelir Kedaung yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan Timor.
Tak lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat diandalkan VOC. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan dalam tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Karenanya, Hindia Belanda menjadi tempat perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780.
Untuk mendukung produksi kopi, VOC membuat perjanjian berat sebelah dengan penguasa setempat di mana para pribumi diwajibkan menanam kopi yang harus diserahkan ke VOC. Perjanjian ini disebut Koffiestelsel (sistem kopi). Berkat sistem ini pula biji kopi berkualitas tinggi dari tanah jawa bisa membanjiri Eropa. Kopi Jawa saat itu begitu terkenak di Eropa sehingga orang-orang Eropa menyebutnya bukan secangkir kopi, melainkan secangkir jawa. Sampai pertengahan abad ke-19 kopi jawa adalah yang terbaik di dunia.
Sistem perdagangan kopi terus berlangsung meskipun kemudian VOC dibubarkan dan Hindia Belanda diperintah oleh perintah Belanda. Ketika Hermann Willem Daendels (1762-1818) memerintah, ia membangun jalan dari ujung bawat jawa sampai ujung timur yakni Anyer-Panarukan. Tujuannya untuk memudahkan transportasi prajurit Belanda dan surat-menyurat di tanah Jawa. Alasan lainnya, tentu saja untuk mempercepat biji kopi dari ujung timur Pulau Jawa mencapai pelabuhan di Batavia, dan selanjutnya dikapalkan ke Belanda untuk dijual ke Eropa.
Penderitaan akibat koffiestelsel kemudian berlanjut dengan cultuurstelsel alias sistem tanam paksa. Melalui sistem tanam paksa yang diciptakan Johannes van den Bosch (1780-1844) ini, rakyat diwajibkan untuk menanam komoditi ekspor milik pemerintah, termasuk kopi pada seperlima luas tanah yang digarap, atau bekerja selama 66 hari di perkebunan-perkebunan milik pemerintah. Akibatnya, terjadi kelaparan di tanah Jawa dan Sumatera pada tahun 1840-an. Namun, berkat cultuurstelsel itu Jawa menjadi pemasok biji kopi terbesar di Eropa. Di antara tahun 1830-1834 produksi kopi arabika di Jawa mencapai 26.600 ton, selang 30 tahun kemudian produksi kopi tadi meningkat menjadi 79.600 ton.
Produksi kopi Jawa mencapai titik puncaknya di abad ke-19 yang pada tahun 1880-1884 mencapai 94.400 ton. Saat itu, kopi memainkan peranan yang jauh lebih penting dibandingkan dengan gula tebu. Kalau nilai ekspor kopi rata-rata antara tahun 1865-1970 mencapai 25.965.000 gulden, maka dalam periode yang sama nilai ekspor rata-rata gula tebu hanyalah mencapai 8.416.000 gulden.
Kejatuhan kopi jawa dimulai ketika serangan penyakit kopi melanda pada tahun 1878. Setiap perkebunan di seluruh Nusantara terkena hama penyakit kopi yang disebabkan oleh Hemileia Vasatrix. Penyakit ini membunuh semua tanaman arabika yang tumbuh di dataran rendah. Kopi arabika yang tersisa hanyalah yang tumbuh di lahan setinggi dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pudarnya kejayaan kopi jawa ini kemudian diisi oleh kopi arabika asal Brasil dan Kolombia yang terus merajai hingga sekarang. Meskipun demikian, sisa tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia, antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sunatera), seperti Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut), serta dataran tinggi Gayo (Aceh).
Untuk menyikapi serangan hama ganas tersebut, pemerintah Belanda kemudian menanam kopi liberika yang lebih tahan hama. Sayangnya, varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Lantas kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia di awal 1900-an untuk menggantikan kopi liberika dan arabika yang hancur lantaran hama. Kopi Robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap sebagai alternatif yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di daerah dataran rendah. Saat ini, produksi kopi di Indonesia menempati peringkat keempat terbesar di Dunia.

By Kopidampit 2014

Related Posts:

JENIS KOPI

 1. Kopi arabika (arabica coffee)

         Di dunia ini ada sekitar 70 spesies pohon kopi, dari yang berukuran pendek seperti semak belukar hingga pohon dengan tinggi mencapai 12 meter. Namun, secara umum ada 2 spesies pohon kopi yang paling dikenal dan paling banyak dikonsumsi orang sedunia. Kedua spesies itu adalah Kopi Arabika dan Kopi Robusta
Kopi Arabika yang pertama kali dikembangkan di dunia adalah kopi arabica yang berasal dari spesies pohon kopi Coffee Arabica. Kopi jenis inilah yang paling banyak diproduksi, yaitu sekitar lebih dari 60 persen produksi kopi dunia. Kopi arabika menghasilkan jenis kopi yang terbaik. Daerah ideal tempat tumbuhnya ada pada ketinggian di atas 1.000 meter dari atas permukaan laut. Di bawah ketinggian itu, arabika tak bisa tumbuh dengan baik.
Spesies yang tinggi pohonnya bisa mencapai di atas 6 meter ini memiliki kandungan kafein tidak lebih dari 1,5 persen serta memiliki jumlah kromoson sebanyak 44. Kopi inilah yang pertama masuk ke Indonesia pada abad XVIII. Segera setelah dibudidayakan, arabika asal Jawa memimpin produksi kopi dunia. Sehingga di beberapa negara Kopi disebut Java. Hanya saja penyakit yang dibawa hemileia vasatrix menghancurkan tanaman arabika di Jawa pada tahun 1878. Lalu, masuklah kopi robusta yang lebih bandel terhadap penyakit
Kopi Arabika biasanya dinamakan oleh dermaga di mana mereka diekspor, dua yang tertua adalah Mocha dan Jawa. Namun, lambat laun perdagangan kopi modern memberikan data yang lebih spesifik perihal asal-muasal kopi tersebut, melabelkan kopi atas dasar negara, wilayah dan kadang ladang pembuatnya.
Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.

Berikut ciri-ciri kopi arabika:
  • Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
  • Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
  • Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
  • Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
  • Kopi arabika juga terkenal pahit.
Kopi dari spesies Coffea Arabica memiliki rasa yang kaya daripada Coffea Robusta. Kopi Arabika memiliki banyak varietas. Tiap varietas memiliki ciri yang unik. Beberapa varietas yang terkenal meliputi:
  • Kopi Kolombia (Colombian coffee) – pertama kali diperkenalkan di Kolombia pada awal tahun 1800. Saat ini kultivar Maragogype, Caturra, Typica dan Bourbon ditanam di negeri ini. Jika langsung digoreng, kopi Kolombia memiliki rasa dan aroma yang kuat. Kolombia adalah penghasil kopi kedua terbesar di dunia setelah Brasilia. Sekitar 12% kopi di dunia dihasilkan di negara ini
  • Kopi Jawa (Java coffee) — dari pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.
  • Sumatra Mandheling dan Sumatra Lintong — Mandheling dinamakan menurut suku Batak Mandailing di Sumatra utara di Indonesia. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatra utara.
  •  
  • Kopi Gayo (Gayo Coffee) — berasal dari Dataran Tinggi Gayo — Gayo adalah nama Suku Asli di Aceh — yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
  • Sulawesi Toraja Kalosi — Ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi adalah nama kota kecil di Sulawesi, yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Toraja adalah daerah pegunungan di Sulawesi tempat tumbuhnya kopi ini. Kopi dari Sulawesi ini memiliki aroma yang kaya, tingkat keasaman yang seimbang (agak sedikit lebih kuat dari kopi Sumatra) dan memiliki ciri yang multidimensional. Warnanya coklat tua. Kopi ini cocok untuk digoreng hingga warnanya gelap. Karena proses produksinya, kopi ini dapat mengering secara tidak teratur. Walau demikian biji yang bentuknya tidak teratur ini dapat memperkaya rasanya.
  • Kopi Luwak- salah satu varietas kopi Arabika yang telah dimakan oleh luwak kemudian dikumpulkan dan diolah. Rasa dan aroma kopi ini khas dan menjadi kopi termahal di dunia.

2. Kopi Robusta

kopi-robusta
              Secara umum ada 2 spesies pohon kopi yang paling dikenal dan paling banyak dikonsumsi orang sedunia. Kedua spesies itu adalah Kopi Arabika dan Kopi Robusta.
Kopi Robusta dikenal juga sebagai Coffee Canephora. Secara umum spesies kopi yang tinggi pohonnya bisa mencapai 12 meter ini lebih tahan terhadap cuaca dan hama penyakit, serta mudah pemeliharaannya dibandingkan kopi arabika. Kopi Robusta bisa hidup di bawah ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Hasil panennya pun lebih banyak. Namun, soal rasa, robusta memang tak bisa menandingi arabika
Untuk setiap berat yang sama, kadar kafein robusta lebih tinggi ketimbang arabika, yakni mencapai 2,8 persen serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22. Rasanya lebih netral, serta aroma kopinya yang terasa lebih kuat. Saat disangrai, aroma yang keluar lebih menusuk hidung dibandingkan aroma kopi robusta. Saat ini, sekitar sepertiga produksi kopi dunia ialah dari kopi robusta.  Salah satu faktornya, kopi ini lebih mudah perawatannya dibandingkan jenis arabika, sehingga biaya produksinya juga murah. Karena itu, harga biji kopi robusta dipasaran jauh lebih murah ketimbang biji kopi arabika. Karena lebih murah, maka kopi robusta kebanyakan digunakan untuk pembuatan kopi instan.
Di Indonesia, kopi robusta masuk belakangan, yaitu di tahun 1900-an ketika arabika habis diserang penyakit di tahun 1878. Kopi robusta yang lebih tahan terhadap hama dianggap sebagai alternatif yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di daerah dataran rendah. Kopi jenis ini segera menyebar ke daerah lain, khususnya Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Aceh. Sebaliknya, varietas kopi arabika yang tersisa menempati lahan-lahan pertanian sempit pada ketinggian antara 900-1.000 meter di atas permukaan air laut, seperti di daerah Aceh (Takengon), Sumatera Utara, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (Toraja). Karena itu, meski masuk belakngan, kopi robusta saat ini merajai produksi kopi Indonesia. Sembilan puluh persen kopi di Indonesia adalah robusta dan jadilah Indonesia produsen kopi robusta terbesar di dunia.

3. Kopi Luwak

kopi-luwak
       Salah satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah kopi dari Indonesia yang dinamakan Kopi Luak atau lebih sering disebut dengan Kopi Luwak (bahasa Inggrisnya : Civet Coffee). Biji Kopi Luwak ini diambil dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang bernama luwak, atau dalam kalimat lain diambil dari kotoran luwak, yang proses pencernaannya konon bisa memberikan tambahan citrarasa tersendiri.  Luwak, atau lengkapnya musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus), senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Setelah dimakan, biji kopi yang keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, hingga kini selalu diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak. Rasa kopi luwak ini juga memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi.
Kemasyhuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Dilihat dari harganya, boleh dibilang Kopi Luwak adalah jenis kopi termahal di dunia. Di pasaran dunia, harganya berkisar $150 per 500 gram dan bisa lebih. Untuk pasar Jepang dan Amerika Serikat dijual berdasarkan berat, sedangkan di kedai-kedai kopi Asia Tenggara dijual per cangkir.
Untuk pasar dalam negeri saja, biji dari kotoran luwak yang sudah dikeringkan dan tidak berbau harganya sekitar Rp 100.000 per 100 gram. Sementara kopi luwak bubuk yang siap diseduh harganya berkisar Rp 140.000 per 100 gram. Di kedai-kedai kopi di Australia misalnya secangkir kopi luwak dijual dengan harga $33. Harganya yang sangat mahal itu lantaran jumlahnya yang sangat terbatas.
Kopi luwak juga sangat disukai di Eropa, seperti Jerman, karena mempunya kekhasan cita rasa dibandingkan dengan kopi-kopi lainnya. Jerman sendiri merupakan pasar terbesar di seluruh Eropa dan pasar Jerman merupakan pasar yang sangat penting bagi kopi Indonesia
Dulu biji kopi luwak bisa ditemukan di Pulau Jawa, Sulawesi, Bali dan Sumatera. Namun, saat ini biji kopi luwak ini hanya dihasilkan di Pulau Sumatera seperti di Propinsi Lampung. Terlebih lagi, keberadaan binatang luwak itu sendiri saat ini semakin lama semakin sulit ditemukan. Ada banyak faktor, mulai dari berkurangnya lahan perkebunan kopi hingga semakin berkurangnya satwa luwak di alam liar dan karena perburuan manusia. Bila kondisi semacam itu dibiarkan saja, sangat mungkin kenikmatan kopi yang berasal dari memungut biji-biji kopi dari kotoran luwak itu hanya tinggal mitos belaka.
Perlu dicatat pula bahwasanya nama “Kopi Luwak” sekarang ini telah menjadi merek dagang kopi bubuk kemasan dari sebuah perusahaan kopi. Kopi bubuk kemasan yang satu ini tentu saja berbeda dengan kopi luwak yang dimaksud diatas, dan bila dihilat dari harganya yang relatif murah bisa dipastikan bahwa bubuk kopi yang dijualnya benar-benar bukan berasal dari luwak atau tepatnya “kotoran” luwak


4. Kopi Lanang – Peaberry Coffee

kopi-lanang
      Kopi Lanang atau Peaberry Coffee bukanlah kopi yang khusus dinikmati oleh lanang (sebutan pria dalam bahasa jawa, red.).  Sayang, belum banyak orang tahu jenis kopi ini. Jenis kopi ini merupakan sebutan untuk biji kopi yang bulat dan tunggal, tidak terbelah dua seperti biji kopi pada umumnya.  Kopi Lanang didapat dengan menyortir biji kopi jenis Robusta dengan sangat teliti. Jumlahnya yang sangat jarang membuatnya istimewa.  Proses ini hanya terjadi secara alami dan tidak dapat direkayasa. Dalam sekali panen, hasilnya sangat sedikit. Sebagai perbandingan, dari 50 kg biji kopi, setelah disortir hanya terdapat 800 g biji kopi lanang. Selain itu, jenis kopi ini mempunyai citarasa lebih tinggi, aroma yang lebih wangi, rasa lebih padat (full). Jenis kopi ini juga dipercaya mampu meningkatkan kinerja dan menjernihkan pikiran.
Bagi penikmati kopi, sangat cocok mengkonsumsi kopi lanang ini karena kadar caffeinnya sangat tinggi sehingga tidak mudah mengantuk disamping cita rasa kopinya begitu halus. Permintaan Kopi Lanang mulai muncul sejak tiga tahun silam. Sebagian besar berasal dari beberapa kota besar dan pusat wisata. Meski belum sebanyak Kopi Luwak, permintaan kopi lanang kian meningkat.
Permintaan kopi lanang yang tinggi bukan lantaran harganya murah, lo. Harga jual kopi lanang di pasar hampir setara dengan kopi luwak. Penjualan kopi lanang seharga Rp 140.000–Rp 150.000 per kg. Bandingkan dengan harga kopi biasa (arabika atau robusta) yang dijual sekitar Rp 100.000 per kg. Bahkan, di Bali, harga jual kopi lanang jauh lebih mahal bisa mencapai Rp 250.000 per kg.
Di Pulau Dewata, permintaan kopi lanang memang cukup banyak. Biasanya, peminatnya adalah usaha yang berkaitan dengan wisatawan asing (wisman). Sejauh ini, banyak wisman dari Korea Selatan dan Taiwan yang kebetulan sedang ke Bali, mencari kopi lanang sebagai buah tangan ketika kembali ke negara asalnya.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan pasar lokal. Peminat kopi lanang di pasar lokal memang belum banyak. Maklum, jenis kopi ini belum terlalu dikenal. Baru sebagian dari masyarakat di Pulau Jawa mengetahui adanya kopi lanang. Itu pun sebatas dari kalangan para penggemar kopi.
Nah, para penggemar kopi dari luar negeri yang jauh lebih paham akan citarasa kopi lebih mengenal jenis kopi ini. Mereka bahkan rela membeli dengan harga mahal untuk mendapatkan citarasa tertinggi. Kopi lanang cukup banyak penggemar lantaran rasanya mirip dengan kopi luwak.
Selain sarat dengan kandungan kafein, yakni sekitar 2,1 persen, banyak orang yakin kopi lanang berkhasiat menambah vitalitas kaum pria. Namun, hingga saat ini memang belum ada penelitian yang sudah membuktikan klaim tersebut.

    Related Posts: